Senin, 19 Desember 2011

Natal 2011

              Bulan Desember identik dengan Natal. Setelah melalui serangkaian "pertempuran" yakni Ulangan Akhir Semester Gasal 2011/2012, kini para siswa bersiap-siap menerima hasil perjuangan selama satu semester dan menyambut libur semester yang bertepatan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru.Keluarga Besar SDK Maria Fatima III Jember mengucapkan:
Selamat menikmati hari libur.....jangan lupa.....MASUK SEKOLAH TEPAT WAKTU......

Rabu, 30 November 2011

Tentang Anak Autis



Timang-timang anakku sayang
buah hati ayah’nda seorang
Jangan marah dan jangan merajuk sayang
tenanglah dikau dalam buaian ….

Syair lagu di atas menggambarkan kebahagiaan seorang ayah ketika menimang sang buah hati. Setiap orang tua selalu mendambakan putra/putri yang membahagiakan sekaligus membanggakan. Namun sering kita melihat seorang anak yang berperilaku aneh menurut kita. Tingkahnya sering dirasa spontan dan tidak terkendali. Anak-anak dengan keadaan seperti ini sering disebut sebagai anak Autis.
Memiliki anak yang menderita autis memang berat. Anak penderita autis seperti seorang yang kerasukan setan. Selain tidak mampu bersosialisasi, penderita tidak dapat mengendalikan emosinya. Kadang tertawa terbahak, kadang marah tak terkendali. Dia sendiri tidak mampu mengendalikan dirinya sendiri dan memiliki gerakan-gerakan aneh yang selalu diulang-ulang. Selain itu dia punya ritual sendiri yang harus dilakukannya pada  tertentu.
Penelitian  intensif di dunia medis pun dilakukan oleh para ahli.  Dari hipotesis sederhana sampai ke penelitian klinis lanjutan.   Bersumber dari beberapa buku dan pengamatan, maka dapat ditarik  beberapa kesimpulan sementara, yaitu:

1.  Autis bukan karena keluarga (terutama ibu yang paling sering dituduh) yang tidak dapat mendidik penderita.
Anak autis tidak memiliki minat bersosialisasi, dia seolah hidup di dunianya sendiri. Dia tidak peduli dgn orang lain. Orang lain yg dekat dengannya hanya dianggap sebagai penyedia kebutuhan hidupnya. (Baca: Teory of Mind).
2.   Jarang sekali anak autis yang benar-benar diakibatkan oleh faktor genetis. Alergi memang bisa saja diturunkan, tapi alergi turunan tidak berkembang menjadi autoimun seperti pada penderita autis.
3.    Terjadi kegagalan pertumbuhan otak yg diakibatkan oleh keracunan logam berat seperti mercury yang banyak terdapat dalam vaksin imunisasi atau pada makanan yang dikonsumsi ibu yang sedang hamil, misalnya ikan dengan kandungan logam berat  tinggi.
4.    Terjadi kegagalan pertumbuhan otak karena nutrisi yang diperlukan dalam pertumbuhan otak tidak dapat diserap oleh tubuh, ini terjadi karena adanya jamur dalam lambungnya.
5.    Terjadi autoimun pada tubuh penderita yang merugikan perkembangan tubuhnya sendiri karena zat-zat yang bermanfaat justru dihancurkan oleh tubuhnya sendiri. Imun adalah kekebalan tubuh terhadap virus/bakteri pembawa penyakit. Sedangkan autoimun adalah kekebalan yg dikembangkan oleh tubuh penderita sendiri yang justru kebal terhadap zat-zat penting dalam tubuh dan menghancurkannya.
6.  Akhirnya tubuh penderita menjadi alergi terhadap banyak zat yang sebenarnya sangat diperlukan dalam perkembangan tubuhnya. Dan penderita harus diet ekstra ketat dengan pola makan yang dirotasi setiap minggu. Soalnya jika terlalu sering & lama makan sesuatu bisa menjadikan penderita alergi terhadap sesuatu itu.
7.      Autis memiliki spektrum yang lebar. Dari yang autis ringan sampai yang terberat. Termasuk di dalamnya adalah hyper-active, attention disorder, dll.
  8.    Kebanyakan anak autis adalah laki-laki karena tidak adanya hormon estrogen yang dapat menetralisir   
       autismenya. Sedang hormon testoteronnya justru memperparah keadaannya. Sedikit sekali penderitanya  
perempuan karena memiliki hormon estrogen yang dapat memperbaikinya.

Memang berat dan sangat sulit menangani anak penderita autis yang seperti kerasukan setan ini. Perlu beberapa hal yang perlu diketahui, dipahami dan dilakukan, yaitu
1.  Anak autis tidak gila dan tidak kerasukan setan. Penanganan harus dilakukan secara medis dan teratur.
2.   Penderita autis sebagian dapat sembuh dengan beberapa kondisi, yaitu: ditangani dan terapi sejak dini; masih dalam spektrum ringan; mengeluarkan racun atau logam berat dalam tubuh penderita (detoxinasi).
3.   Perlu pemahaman dan pengetahuan tentang autis dan ditunjang oleh kesabaran serta rasa kasih sayang dalam keluarga penderita. Terutama bagi suami-istri karena banyak kasus anak autis menjadi penyebab hancurnya rumah tangga.
4.   Dewasa ini penelitian yg berkesinambungan telah mencapai perkembangan yg luar biasa. Semakin besar harapan sembuh bagi penderita.
5.  Terapi harus dilakukan terus menerus tidak terputus walau pun tingkat perkembangan perbaikan kondisi penderita dirasa tidak ada.
6.  Diet harus terus dilakukan secara ketat, terus-menerus dan sangat disiplin. Perbaikan kondisi penderita karena diet berlangsung sangat lambat, tetapi pelanggaran diet dapat menghancurkan semuanya dalam waktu yang sangat cepat.

Siapa yang tidak ingin anak autisnya dapat hidup mandiri, dapat berkarya & berprestasi baik serta dapat diterima di masyarakat? Kunci terpenting adalah dengan terus berdoa kepada Tuhan agar anak dapat diberi kesembuhan & keluarga diberi kemampuan, kekuatan, kesabaran serta ketabahan dalam membesarkan & mendampingi si anak penderita autis. Juga agar diberi jalan terbaik dalam kehidupan ini agar dapat membantu & mendukung proses perbaikan perkembangan penderita. (disarikan dari berbagai sumber)

Kamis, 24 November 2011

Tahun 2013 Jam Mengajar Guru Akan Ditambah...?

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh seperti dikutip dari kompas.com menghargai usulan dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara (Kemenpan) terkait dengan akan diberlakukannya aturan yang mengatur pengembangan dan pembinaan profesi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kemenpan berancana akan menaikkan standar minimal mengajar bagi para guru yang ingin disertifikasi dari 24 jam menjadi 27,5 jam dalam seminggu. Usulan Kemenpan tersebut rencananya akan mulai diberlakukan pada 1 Januari 2013 mendatang.

Mendiknas, Mohammad Nuh mengimbau, jika jam mengajar guru jangan hanya dihitung dari berapa jam ia mengajar di depan kelas. Tetapi juga hendaknya dihitung berapa jam para guru menyiapkan hal-hal lain yang mendukung dan terkait dengan proses belajar-mengajar.


Sampai dengan saat ini beban minimal mengajar guru adalah 24 jam per minggu. Sedangkan usulan dari Kemenpan akan menaikkan jam mengajar guru dari 24 jam menjadi 27,5 jam dalam seminggu. Memang lazimnya orang bekerja itu sekitar 34 jam dalam seminggu.

Oleh karena itu, jika standar minimal jam mengajar akan dinaikkan, itu tidak harus diterjemahkan hanya mengajar di dalam kelas. Tetapi bisa juga diartikan lebih luas, seperti misalnya pada saat melakukan pendampingan kepada siswa, saat memberikan bimbingan belajar atau saat praktek di lapangan agar bisa dihitung sebagai bagian dari mengajar. Persiapan-persiapan untuk mengajar juga harus dimasukkan sebagai bagian dari pekerjaan para guru.

Semoga dengan kebijakan ini tidak akan ada lagi kecemburuan antara pegawai negeri non guru dengan guru. Selain itu akan juga seimbang dengan kesejahteraan yang diberikan bagi guru yang telah tersertifikasi profesional. Yang perlu ditekankan adalaj jam mengajar itu tidak hanya dihitung dari mengajar di dalam kelas tapi bisa diartikan luas. Bagaimana komentar Anda dengan rencana penambahan jam mengajar untuk guru tersebut?

Jumat, 23 September 2011

Festival Paduan Suara Inkulturasi Gereja



Seluruh jemaat datanglah.......
Menuju altar Tuhan Allah...
Alunkanlah lagu pujian...
Kita puji kebesaranNya....


            Demikian penggalan syair lagu inkulturasi gereja yang dinyanyikan oleh kelompok paduan suara SDK Maria Fatima III dalam Festival Paduan Suara Inkulturasi Gereja yang dilaksanakan pada hari Minggu, 18 September 2011 di Gereja Katolik Santo Yusup Jember. Dengan semangat membara dan penjiwaan yang mendalam, mereka mampu membawakan lagu dengan baik.
                 Inkulturasi merupakan salah satu cara yang dapat memungkinkan adanya relasi timbal balik antara liturgi dengan berbagai bentuk religiositas populer. Menurut Anscar J. Chupungco, inkulturasi merupakan perpaduan dua budaya berbeda sedemikian rupa sehingga menghasilkan satu budaya baru yang kristiani. Dalam inkulturasi ini terjalinlah kontak antar budaya yang ada sehingga mereka saling memperkaya.

                   Festival pada tahun ini diikuti oleh 19 kelompok paduan suara yang ada di Paroki Santo Yusup Jember. Mereka terditri dari 15 kelompok dari Wilayah, 2 kelompok dari Stasi, dan 2 kelompok paduan suara anak-anak ( SDK Maria Fatima  dan SDK Maria Fatima III ).
Kelompok Paduan Suara SDK Maria Fatima III berpose sebelum tampil.....
                 Lagu-lagu inkulturasi gereja ini merupakan wujud bersatunya gereja dengan daerah setempat. Kekayaan budaya yang dimiliki setiap daerah diwujudkan dalam bentuk lagu-lagu gereja tanpa meninggalkan aspek budaya dan liturgi. inilah salah satu keunggulan lagu-lagu inkulturasi gereja.
Paduan Suara SDK Maria Fatima III berkesempatan menyanyikan lagu inkulturasi dari Betawi berjudul SELURUH JEMAAT, DATANGLAH karya Marsianus. Peserta lain juga menampilkan lagu-lagu inkulturasi dari berbagai daerah mulai dari Jawa, Madura, Bali, Batak, Timor, Mandarin, dan lain-lain....
PS SDK Maria Fatima III in action......
               Dalam fesitval ini, Paduan Suara SDK Maria Fatima III Jember berhasil menyabet predikat kategori Terbaik 1 disusul predikat Terbaik 2 diraih oleh Paduan suara SDK Maria Fatima ( Jl. Kartini ). Puji Tuhan....... Semoga predikat ini tidak hanya disandang ketika festival, tetapi tetap terbaik dalam pelayanan dan keterlibatan dalam perayaan liturgi di gereja, tetap terbaik di mana saja.
Menyanyi dengan baik adalah sama dengan berdoa dua kali.........

Di bawah ini beberapa gambar yang berhasil diabadikan oleh penulis :
Paduan Suara Wilayah XI melantunkan  KERIG LAMPIT
Penampilan paduan suara Wilayah XV....

Kostum dan penampilan wilayah 2
Paduan Suara dari Stasi Kalisat
dengan paduan suara, nama Tuhan semakin dimuliakan......

Kamis, 18 Agustus 2011

Peringatan HUT 66 Republik Indonesia

MERDEKA!!!!!
            Pekik kemerdekaan ini begitu kuat menggema di seluruh penjuru nusantara ketika para pejuang dengan gigih mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Di mana-mana terdengar orang meneriakkan MERDEKA!! sebagai pembakar semangat berjuang.
66 tahun yang lalu, kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamirkan oleh Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta. 
              Hari ini, tanggal 17 Agustus 2011 keluarga besar SDK Maria Fatima III ditambah Bapak ibu guru dan Suster dari TKK Siswa Rini II mengadakan upacara bendera memperingati HUT kemerdekaan ke 66 Republik Indonesia. Bertempat di halaman SDK Maria Fatima III upacara dimulai tepat pukul 07.00.
Para siswa mengikuti upacara dengan semangat

          Merdeka berarti bebas. Bebas dari penjajahan bangsa lain, bebas dari belenggu kebodohan. Namun kebebasan itu adalah kebebasan yang bertanggung jawab. Bebas bukan berarti boleh bertindak semaunya. Dalam amanat upacara, disampaikan oleh Kepala SDK Maria Fatima III, ditegaskan bahwa kemerdekaan diartikan sebagai kebebasan untuk berkembang dan mengembangkan diri menjadi lebih baik. Berangkat dari hal-hal kecil, misalnya membuang sampah pada tempatnya, disiplin mengerjakan tugas, disiplin waktu, dan berkembang menjadi sebuah kebiasaan baik dan akan terus berlanjut hingga kita dewasa. Hal ini tentu sangat berguna bagi kita semua.
        Upacara berlangsung dengan khidmat dan lancar. Walaupun matahari bersinar cukup terik, namun udara pagi ini cukup sejuk, jadi tidak ada yang kepanasan. Para petugas upacara yang telah dilatih sebelumnya, dapat menjalankan tugas dengan baik.
Para petugas upacara meluapkan kegembiraannya setelah melaksanakan tugas dengan baik.  Terimakasih, Selamat dan Sukses untuk kalian semua......
Rangkaian peringatan HUT 66 Kemerdekaan RI belum berhenti pada upacara bendera. Ibadat syukur dilangsungkan sebagai ungkapan syukur dan pujian kepada Tuhan yang telah memberi kemerdekaan ini. Ibadat singkat ini dipimpin oleh Ibu Lastri dari TKK Siswa Rini II dan diikuti oleh beberapa Bapak Ibu guru dan Suster dari SDK Maria Fatima III dan TKK Siswa Rini II. Turut hadir dan bersyukur pula Suster pimpinan komunitas SPM Sempusari yaitu Sr. Vita SPM.

Ibadat singkat berlangsung dengan lancar sebagai santapan rohani kita. Nah......sebagai penyeimbang.... saatnya jasmani kita juga diberi santapan. Ya, acara dilanjutkan dengan potong tumpeng kemerdekaan. Walaupun tidak terlalu besar, tumpeng ini cukup membawa kebersamaan.


  Wajah-wajah sumringah sambil menyaksikan acara potong tumpeng oleh Sr. Lusi SPM. Selamat dan Sukses....semoga kebersamaan ini tidak hanya terjadi pada saat tertentu saja, tetapi setiap kesempatan selalu ada kebersamaan.

MERDEKA..........!!!!!!

Sabtu, 23 Juli 2011

Peringatan Hari Anak Nasional 2011


Hai Teman-teman.....
Hari ini, Sabtu, 23 Juli 2011 SDK Maria Fatima III mengadakan upacara memperingati Hari Anak Nasional. Kalian pasti sudah tahu tema Hari Anak Nasional tahun 2011 ini? 
Tema Hari Anak Nasional 2011 adalah Anak Indonesia Sehat, Kreatif dan Berakhlak Mulia. Sedangkan subtema Hari Anak Nasional tahun 2011 dapat dipilih salah satu di antara subtema-subtema di bawah ini:
  • Saya Anak Indonesia Menjaga Kesehatan dan Meningkatkan Kecerdasan
  • Saya Anak Indonesia Kreatif
  • Saya Anak Indonesia Sehat, Cerdas, Berakhlak Mulia, dan Berprestasi
  • Saya Anak Indonesia Berperilaku Sehat, Cerdas, Berakhlak Mulia, dan Berprestasi
  • Saya Anak Indonesia Sehat, Cerdas, dan Berkreasi Optimal
  • Saya Anak Indonesia Cinta Kesehatan dan Berkreasi
  • Saya Anak Indonesia Peduli Kesehatan
Menurut kalian, sub tema mana yang paling cocok untuk anak-anak SDK Maria Fatima III Jember? 
Kegiatan yang dilakukan dalam peringatan Hari Anak Nasional tahun ini cukup sederhana, yakni permainan-permainan khas anak-anak yang memacu kreatifitas. Anak-anak dibagi menjadi tiga kelompok dengan permainan yang berbeda. Kelompok kelas I dan II melakukan permainan membawa kelereng dengan sendok. Kalau biasanya sendoknya diletakkan di mulut, kali ini kelereng diletakkan di atas sendok yang dibawa menggunakan tangan saja. Mudah kan....? Eiiit... tunggu dulu....Ternyata tidak semudah yang kita bayangkan.......Diperlukan usaha dan kreatifitas agar dapat membawa kelereng tersebut dan tentu saja jangan sampai jatuh dari sendok. Asyik kan..?
Konsentrasi penuh agar kelereng tidak jatuh.....
Kelompok kelas III dan IV mengadakan permainan membawa balon menggunakan kepala (baca: Jidat/Bathuk (Jw)). Permainan ini juga memerlukan kreatifitas agar balon tidak meletus saat dibawa.
Sedangkan kelompok kelas V dan VI bermain dan melatih kerja sama kelompok dalam permainan memindahkan bola ping pong menggunakan kertas. Permainan ini juga memerlukan kreatifitas dan kerja sama kelompok agar bola bisa sampai di garis finish.
Ayoooo.....bolanya jangan sampai jatuh.....!
Semoga dengan kegiatan ini anak-anak, khusunya siswa SDK Maria Fatima III Jember, dan anak Indonesia pada umumnya semakin kreatif, sehat, cerdas, berakhlak mulia, dan berprestasi.